Rabu, 30 November 2011

Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon

Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon

Sistem hormon hipofisis

Rumitnya tubuh manusia dan adanya kekhususan sel dan aringan memerlukan komunikasi internal yang bisa engatur berbagai proses dalam tubuh. Hal ini penting supaya bagian tubuh dapat berfungsi sebagai satu unit dalam memenuhi kebutuhan tubuh tertentu. Ada due sistem tubuh yang bisa mengatur macam-macam proses ini, yaitu sistem endokrin dan sistem persarafan. Kedua sistem ini dapat bekerja same untuk mengoordinasi fungsi tubuh sehingga tubuh bisa mengadakan respons yang sesuai terhadap perubahan pada lingkungan.

Sistem endokrin terdiri atas hipofisis anterior dan posterior, tiroid, paratiroid, korteks adrenal, medula adrenal, pankreas, gonad, badan pineal, serta timus. Selain itu, masih ada sel endokrin khusus yang terdapat pada traktus gastrointestinal. Hormon kelenjar endokrin adalah vital dalam mempertahankan kehidupan, termasuk fungsi diferensiasi, reproduksi, adaptasi, pertumbuhan/perkembangan, dan proses menua (senescence).
Sistem endokrin mengoordinasi fungsi tubuh dengan memproduksi dan mengeluarkan (sekresi) hormon. Hormon adalah zat yang dikeluarkan oleh sel endokrin ke dalam darah agar zat ini bisa mengadakan perubahan di tempat yang dituju.
Hormon bisa memengaruhi sel atau jaringan tertentu apabila sel atau jaringan tersebut mempunyai reseptor (penerima) untuk hormon tertentu. Sel, jaringan, atau organ yang mengadakan respons terhadap hormon tertentu disebut sel target atau organ target.Kadar hormon harus dipertahankan pada batas yang tepat karena jumlah hormon yang tepat sangat perlu untuk mempertahankan kesehatan sel atau organ tertentu. Faktor yang terkait dalam pengendalian hormon adalah kontrol umpan balik (feedback control), misalnya sistem umpan balik negatif. Contoh ini berlaku untuk semua kelenjar endokrin. Kelenjar A distimulasi (+) untuk memproduksi hormon X. Hormon X menstimulasi organ B untuk mengubah (meningkatkan atau mengurangi) zat Y. Perubahan pada zat Y mencegah produksi hormon X. Contoh ini menunjukkan regulasi umpan balik negatif hormon paratiroid, hormon ADH, dan hormon insulin.
Walaupun hipota lamus adalah bagian kecil otak, hipotalamus menerima input, baik langsung maupun tidak langsung dari semua bagian otak. Hipotalamus juga pengendali utama hipofisis anterior dan posterior. Dengan demikian, hipotalamus menjadi pengendali global semua sistem endokrin.
Kelenjar hipofisis mempunyai dua komponen dan kedua komponen ini mempunyai fungsi yang tidak sama. Dua komponen ini adalah adenohipofisis (hipofisis anterior) dan neurohipofisis (hipofisis posterior). Hipotalamus berhubungan dengan hipofisis posterior melalui sistem persarafan, sedangkan hubungannya dengan hipofisis anterior adalah melalui pembuluh darah. Hormon hipofisis posterior dihasilkan oleh hipotalamus, kemudian melalui akson dari saraf di bawah dan disimpan ke dalam kelenjar hipofisis posterior.
Darah yang mengalir ke dalam kelenjar hipofisis anterior harus melewati hipotalamus terlebih dahulu. Hipotalamus mengendalikan hipofisis anterior dengan menghasilkan dan mengeluarkan hormon releasing atau inhibiting ke dalam darah. Melalui peredaran darah, hormon ini disimpan ke dalam hipofisis anterior. Kelenjar hipofisis anterior dapat menstimulasi keluarnya (release) atau mencegah (inhibit) keluarnya hormon tertentu. Enam hormon releasing atau inhibiting yang sudah diketahui adalah:
1. Growth hormone-releasing hormone (GHRH)
2. Growth hormone-inhibiting hormone (GHIH)
3. Thyrotropin releasing hormone (TRH)
4. Corticotropin releasing hormone (CRH)
5. Gonadotropin releasing hormone (GnRH)
6. Prolactin-inhibiting hormone (PIH)
KELENJAR HIPOFISIS
Hipofisis Posterior
Kelenjar hipofisis posterior menyimpan dan mengeluarkan dua hormon, hormon antidiuretik atau vasopresin (ADH) dan oksitosin. Kedua hormon ini dihasilkan oleh hipotalamus. Organ target hormon ADH atau vasopresin adalah ginjal dan fungsi utamanya adalah:
1. Mengatur osmolalitas dan volume air dalam tubuh.
2. Meningkatkan permeabilitas tubula ginjal terhadap air sehingga lebih banyak air yang direabsorpsi.
3. Menstimulasi rasa haus.
Organ target oksitosin adalah payudara dan uterus, fungsinya:
1. Pengeluaran air susu ibu (ASI) yang sedang laktasi.
2. Meningkatkan kontraksi uterus bila sudah ada his.
Hipofisis Anterior
Hormon hipofisis anterior meliputi hal berikut ini.
1. Growth hormone (GH) atau hormon pertumbuhan. Organ targetnya adalah seluruh tubuh. Fungsi:
a. Pertumbuhan sel dan tulang
b. Memengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak
• Meningkatkan sintesis protein
• Meningkatkan lipolisis (memecahkan lemak menjadi asam lemak dan gliserol)
• Meningkatkan retensi elektrolit dan volume cairan ekstraselular
2. Prolaktin (PRL). Organ targetnya adalah payudara dan gonad. Fungsi:
a. Perlu untuk perkembangan payudara dan laktasi
b. Pengatur organ reproduksi wanita dan pria
3. Thyroid-stimulating hormone (TSH). Organ targetnya adalah kelenjar tiroid. Fungsi:
a. Perlu untuk pertumbuhan dan fungsi tiroid
b. Mengendalikan semua fungsi tiroid
4. Adrenocorticotrophic hormone (ACTH). Organ targetnya adalah korteks adrenal. Fungsi:
a. Perlu untuk pertumbuhan dan mempertahankan besarnya korteks adrenal
b. Mengendalikan keluarnya (release) glukokortikoid (kortisol) dan adrenal androgen (sifat kejantanan)
5. Gonadotropin, terdiri atas follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Organ targetnya adalah gonad. Fungsi:
a. Menstimulasi gametogenesis dan produksi steroid seks pada pria dan wanita